Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2023

HARKAT DITINDAS HABIS.

RATA IALAH LENGKARA , kita hidup di atas ketimpangan nan menjadi inang lara; kerap kali undang prahara, sesekali jadi bahan tertawaan para khalayak massa. Moral berat sebelah, tabiat baik seakan tersendat oleh ego yang tak sanggup kalah. Ah, barangkali maksudnya ialah seimbang, bukan sama rata; sedang seimbang tak hanya lebih dari semangkuk bimbang yang akan terus sambangi lidahmu hingga kenyang. Agaknya, akan menjadi demikian, bahwa yang punya kuasa lebih akan terus berkembang. — SEDANG ada karut-marut yang bersinggah di kepala Loren sedari pukul dua pagi. Dirinya masih terjaga demi memikirkan suatu hal di mana kepeduliannya tak harus berada dalam tempat itu. Ia sangat, bagaimana cara polisi menemukan keluarga dia jikalau mereka saja tak tahu Loren siapa. Pertanyaan tersebut berkali-kali dia lemparkan hingga lelah berputar-putar di sana. Loren memilih menyerah. Tak perlu terlalu dipikirkan menurut pandangan Loren, pun ia sudah tak memiliki hubungan dekat dengan mereka lagi. Loren lan...

BIDAK-BIDAK CATUR.

MEREKA BERMAIN SELAYAKNYA bidak-bidak catur. Kapan mereka akan melahap musuh itu tergantung pada teknik memberi penyerangan. Siapapun majulah lebih dulu supaya kau tidak di- skakmat!  Setidaknya sebelum jatuh kering. — PAGI lain datang yang sangat indah di gedung percetakan. Mereka bangun lebih awal lagi-lagi tanpa sinar mentari pagi. Hanya ketegangan dan ketenangan menghampiri jiwa. DOR!! DOR!! DOR!! DOR!! Kegaduhan merambat ke sisi jalan, senapan melayangkan peluru pada udara yang berubah menjadi asap berbahaya. Ada lagi yang lebih berbahaya yaitu naungan para manusia, mereka diberi perintah, untuk berteriak bagai orang gila, “LEBIH KERAS LAGI!” teriaknya. Tak peduli jika tenggorokan bisa putus atau kehabisan napas sebab terlalu keras bersuara, para perampok memastikan semua sandera mengikuti perintah yang mereka inginkan.  Satu, dua orang bahkan lebih dari sekedar kelompok, berteriak sekuat nadi tanpa tahu apa tujuan yang dicari, mereka hanya disuruh lalu menurut jika masih...

KIDUNG LEMBUT GEORGIAN.

NYANYIAN LAGU PARA putri duyung semacam terdengar di bawah sana. Mereka menari-nari dan bersenang-senang sembari menyanyikan kidung Georgian, merayakan kemenangan atas pengambilan alih harta karun mereka kepada sekelompok bajak laut. Tebak siapa si kalah? — Loren kembali dari ruang rapat dan hadir pada aula untuk menemui para sandera. Mereka sudah 2 hari masuk ke dalam Bank Amerika namun rakyat Las Vegas nampaknya tak pernah ingin beranjak pergi meninggalkan gedung. Kini untuk mengalihkan perhatian tawanan di dalam bank, Loren menepuk tangan berulangkali sebagai tanda ia membawa warta baru. Waktunya pelemparan penyerangan terhadap pasukan perampokan kembali. “Boleh minta perhatiannya?” Tawanan menoleh ke segala arah. Kedua barisan sedang berdiri dengan cara berhadap-hadapan. Lalu Loren ada di tengah-tengah, berjalan bolak-balik memandangi mereka. “Kami telah memasang 460 kilogram peledak di semua jendela, dan semua pintu masuk dan keluar,” ucap Loren sembari menunjuk ke semua arah di m...